Matawanita.com Para pejabat kesehatan mengatakan bahwa wanita bisa didiagnosis menderita infeksi saluran kemih jika mereka memiliki setidaknya dua gejala.
Para dokter memberitahukan bahwa diagnosis wanita di bawah 65 tahun memiliki dua “gejala utama” infeksi – termasuk rasa sakit seperti terbakar saat buang air kecil, perlu buang air kecil lebih banyak di malam hari dan air seni yang “keruh”.
Saran baru untuk mendiagnosis infeksi ini juga memperingatkan bahwa petugas medis harus menyingkirkan penyebab lain sebelum mendiagnosis infeksi saluran kemih (ISK).
National Institute for Health and Care Excellence (Nice) mengatakan bahwa mendiagnosis ISK dengan benar akan “mendukung manajemen yang tepat” dan mengurangi penggunaan antibiotik yang tidak perlu.
Mereka juga membuat rekomendasi tentang lamanya waktu orang dewasa harus menggunakan antibiotik untuk mengobati infeksi kandung kemih yang “tidak rumit”, yang juga dikenal sebagai sistitis.
Wanita harus menjalani antibiotik selama tiga hari, sementara pria dan wanita hamil harus diberi resep pengobatan selama tujuh hari, tambah Nice. Ia mengatakan bahwa pengobatan singkat untuk wanita dapat mengurangi risiko resistensi antibiotik dan “cukup” untuk mengobati sebagian besar ISK.
Pria memiliki risiko komplikasi ISK yang lebih tinggi dibandingkan wanita – yang berarti mereka membutuhkan pengobatan yang lebih lama-, tambah Nice. Dan wanita hamil memiliki “risiko lebih besar terkena ISK daripada wanita yang tidak hamil”.
Wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada pria, ini berarti bakteri lebih mungkin mencapai kandung kemih atau ginjal dan menyebabkan infeksi.
Karena itu, tidak ada rekomendasi khusus yang dibuat untuk transgender dan dokter umum didesak untuk mempertimbangkan program pengobatan berdasarkan kasus per kasus – termasuk informasi tentang operasi pergantian jenis kelamin dan perubahan struktural pada uretra seseorang.
Sementara itu, pria dan wanita yang tidak hamil tidak memerlukan pengobatan antibiotik jika terkena ISK tetapi tidak memiliki gejala.
“Pengobatan antibiotik yang tidak perlu untuk bakteriuria tanpa gejala dikaitkan dengan peningkatan risiko efek samping dan tidak ada manfaat klinisnya,” demikian dinyatakan dalam standar kualitas Nice seperti dikutip dari chroniclelive.
Sementara itu, Nice mengatakan bahwa pasien tertentu dengan ISK berulang harus dirujuk untuk mendapatkan nasihat spesialis. Dr Paul Chrisp, direktur Pusat Pedoman di Nice, mengatakan “ISK adalah hal yang umum terjadi, tetapi dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan rasa sakit yang luar biasa. Bagi penderita ISK yang berulang, hal ini dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup mereka,” ujarnya.
“Standar kualitas ini menetapkan panduan yang berguna dan dapat digunakan oleh para profesional kesehatan untuk meningkatkan diagnosis dan pengelolaan ISK pada wanita dan pria, serta menetapkan jalur pengobatan yang jelas bagi penderita ISK berulang yang memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi,” tambahnya.
“Standar ini juga akan membantu memastikan bahwa orang tidak salah didiagnosis. Dengan menetapkan metode yang jelas untuk diagnosis ISK, hal ini akan membantu membatasi resep antibiotik yang tidak perlu yang dapat meningkatkan resistensi anti-mikroba terhadap pengobatan tertentu,”pungkasnya.
Sekadar informasi, infeksi saluran kemih (ISK) atau infeksi saluran kencing dapat terjadi ketika bakteri masuk ke dalam uretra dan kemudian menyebar ke kandung kemih atau bahkan lebih tinggi ke ginjal.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu mencegah infeksi saluran kencing seperti dikutip dari berbagai sumber:
- Minum banyak air: Minum banyak air membantu kamu untuk membersihkan bakteri dari saluran kemih dan mempercepat proses buang air kecil.
- Hindari menahan buang air kecil: Menahan buang air kecil dapat menyebabkan bakteri berkembang biak dan menyebabkan infeksi saluran kemih.
- Bersihkan area genital dengan baik: Pastikan kamu untuk membersihkan area genital dengan baik setiap hari dan keringkan area tersebut dengan handuk yang bersih.
- Hindari menggunakan produk iritasi: Produk seperti pewangi, sabun yang keras, atau produk perawatan kewanitaan tertentu dapat menyebabkan iritasi dan mengiritasi area genital yang rentan terhadap infeksi.
- Buang air kecil setelah aktivitas seksual: Buang air kecil usai melakukan aktivitas seksual dapat membantu menghilangkan bakteri dari uretra dan mencegah infeksi saluran kemih.