Matawanita.net – Hari Perempuan Internasional jatuh pada 8 Maret, hal ini masih menjadi perhatian penting.
Hari Perempuan Internasional dirayakan untuk memperingati perjuangan dan pencapaian perempuan dalam mencapai kesetaraan gender dan hak asasi manusia di seluruh dunia.
Hari ini juga digunakan untuk meningkatkan kesadaran tentang isu-isu perempuan seperti kekerasan, diskriminasi, dan kesenjangan ekonomi.
Hari Perempuan Internasional pertama kali diperingati pada tahun 1911 dan sejak itu menjadi momen penting bagi perempuan di seluruh dunia untuk memperjuangkan hak-hak mereka dan menginspirasi perubahan positif dalam masyarakat.
Setiap tahun, tema yang berbeda dipilih untuk memfokuskan perayaan pada isu tertentu yang berkaitan dengan perempuan.
Perayaan Hari Perempuan Internasional juga seringkali melibatkan aksi protes, konferensi, pameran seni, dan kegiatan lainnya yang bertujuan untuk mempromosikan kesetaraan gender dan membuka jalan bagi perempuan untuk mencapai potensi mereka yang penuh.
Anggota Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Agustina Hermanto atau akrab disapa Tina Toon menyebutkan peringatan Hari Perempuan Internasional menjadi momen pengingat dan penguat untuk menjadikan wanita lebih berdaya.
“Hari Perempuan Internasional ini sebetulnya bukan selebrasi yang meriah saja ya, tapi sebagai pengingat bahwa wanita bisa saling memberdayakan, mendukung, dan menguatkan satu sama lain,” kata Tina Toon dikutip dari Antara.
Lebih lanjut, wanita yang mulai aktif berkarier sebagai wakil rakyat sejak 2019 itu mengatakan kesetaraan akses serta terbukanya ruang bagi wanita sudah lebih baik.
Ia mencontohkan untuk di bidang politik, setelah masa reformasi dihadirkan regulasi yang mengatur agar wanita bisa menghadirkan representasinya di parlemen serta pemerintahan.
Hal itu dimulai dengan hadirnya UU nomor 12 tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Regulasi itu diperkuat dalam UU nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum yang mendorong peran wanita dalam politik melalui tindakan afirmatif sekurang-kurangnya 30 persen keterwakilan perempuan di partai politik, lembaga legislatif, maupun di lembaga penyelenggara pemilu.
“Saat ini di Indonesia terbukanya akses untuk wanita berkarya itu sudah cukup baik, tidak cuma di tingkat pemerintah tapi juga di perusahaan-perusahaan termasuk swasta. Baik di bidang politik, ekonomi, budaya, bahkan sampai pendidikan,” tambah Tina.
Dengan adanya momen khusus untuk memperingati Hari Perempuan Internasional, Tina Toon, berharap agar akses-akses dan kesetaraan yang sudah ada bisa ditingkatkan dengan lebih baik lagi.
Ia mendorong agar para perempuan khususnya dari generasi muda bisa lebih ekspresif dan berdaya sehingga memberikan kontribusi positif bagi Indonesia.
“Saya harap wanita muda khususnya di Indonesia bisa lebih sadar bahwa kita ini hebat dan kuat sehingga kita bisa lebih fokus dan berani untuk bisa mewujudkan apa yang kita mau,” harapnya.
Hari Perempuan Internasional Tekankan Kesetaraan Gender
Untuk diketahui, kesetaraan gender merujuk pada kondisi di mana perempuan dan laki-laki memiliki hak, kesempatan, akses, dan pengaruh yang sama dalam semua aspek kehidupan, termasuk pendidikan, pekerjaan, kesehatan, dan kehidupan sosial.
Ini berarti bahwa baik perempuan maupun laki-laki memiliki hak yang sama untuk mengambil keputusan, mendapatkan penghasilan yang sama untuk pekerjaan yang sama, dan berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan politik tanpa diskriminasi atau ketidakadilan.
Kesetaraan gender sangat penting karena membawa manfaat bagi individu, masyarakat, dan ekonomi secara keseluruhan. Ketika perempuan memiliki kesempatan yang sama seperti laki-laki, mereka dapat berkontribusi secara penuh pada kehidupan sosial dan ekonomi, meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Selain itu, kesetaraan gender juga membantu mengurangi tingkat kemiskinan, kekerasan terhadap perempuan, dan ketidakadilan sosial yang terjadi.
Meskipun banyak kemajuan telah dicapai dalam mencapai kesetaraan gender, masih banyak tantangan yang perlu diatasi, terutama di negara-negara berkembang.
Misalnya, masih banyak perempuan yang tidak memiliki akses yang sama dengan laki-laki ke pendidikan, pekerjaan, dan kesehatan, serta masih terjadi diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan di banyak negara.
Oleh karena itu, upaya terus dilakukan untuk mempromosikan kesetaraan gender dan mencapai tujuan ini di seluruh dunia.