Matawanita.com Bagi para penderita Maag, harus berhati-hati dalam memilih makanan. Dasarnya, makanan-makanan yang mengandung asam, cokelat, keju hingga yang berlemak bisa menjadi pemicu asam lambung.
Sakit maag merupakan peradangan pada dinding lambung yang dapat menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan di perut. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh asam lambung yang berlebihan atau kurangnya lapisan pelindung pada dinding lambung, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi bakteri, penggunaan obat tertentu, pola makan yang tidak sehat, dan stres.
Gejala maag dapat bervariasi dari ringan hingga parah, termasuk rasa sakit atau terbakar di perut, mual, muntah, perut kembung, dan sulit buang air besar. Beberapa penderita maag juga mengalami gejala lain, seperti pusing, sakit kepala, dan penurunan nafsu makan.
Penting untuk segera mengatasi gejala maag, karena jika dibiarkan terus-menerus, dapat memperburuk kondisi dan menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius, seperti tukak lambung atau pendarahan lambung.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroentero-hepatologi dr. Aru Ariadno. MSc., SpPD KGEH. mengingatkan penderita maag harus menghindari beberapa makanan.
“Asam, cokelat, keju, terlalu berlemak, terlalu berminyak, terlambat makan. Itu sudah harus dihindari. Beberapa kasus pada kopi juga harus dihindari,” ujar Aru seperti dikutip dari Antara, Selasa (14/2/2023).
Perlu dingat juga, makanan yang terlalu pedas, asam dan minuman beralkohol, termasuk rokok, harus dihindari bagi para penderita maag. Semua itu, kata Aru, harus diikuti dengan gaya hidup yang sehat, terutama menjaga pola makan yang teratur dan tak boleh terlambat makan.
Penderita maag mesti memiliki istirahat cukup, hindari stres, olahraga rutin, dan rutin meminum obat sesuai dengan anjuran dokter. Diharapkan, kondisi maag dapat sembuh dan terhindar dari penyakit maag berat.
“Kadang-kadang memang butuh waktu, ya (untuk pulih). Orang itu kadang-kadang suka gini. Begitu minum obat, satu-dua hari enak, kemudian dia tidak minum obat. Nah, pada penderita gangguan saluran cerna seperti maag atau GERD, nggak bisa,” tambah Aru.
“Jadi dia ada waktunya, berapa lama dia harus minum obat. Kemudian dia dievaluasi, kapan obat itu diturunkan sampai betul-betul dinyatakan sembuh,” paparnya.
Penderita maag bisa menderita di berbagai situasi. Sebagai contohm jika makan, nyerinya bisa berkurang, tapi ada juga apabila di situasi ulkus, diberi makan malah sakitnya bisa bertambah seperti ditusuk-tusuk.
“Kadang-kadang kalau dikasih makanan, nyeri itu berkurang. Atau malah dikasih makanan, kalau dia sudah terbentuk ulkus, dikasih makanan bukannya berkurang (sakitnya) malah bertambah nyeri,” kata Aru.
Bagi penderita maag, rasa nyeri yang timbul bisa sangat hebat bahkan hingga menyebabkan hilangnya kesadaran diri atau pingsan. Selain itu, ia dapat menimbulkan sesak napas pada penderita jika asam lambung naik ke kerongkongan dan mengganggu saluran napas.
“Nyeri pun juga menimbulkan rasa sesak karena lambung itu berdekatan atau menempel dengan diafragma. Jadi kadang-kadang rasa nyeri, rasa kembung dari lambung akibat sakit maag itu akan menekan diafragma,” papar Aru.
Jika seseorang mengalami gangguan seperti itu, Aru mengingatkan agar penderita segera memeriksakan diri ke layanan kesehatan guna memastikan apakah gejala yang dialami memang merupakan maag, GERD, atau bahkan bukan keduanya.
Karena itu, kondisi maag, dapat berubah menjadi serius apabila dibiarkan terus-menerus seperti terjadinya permukaan pada lambung atau ulkus yang memicu muntah darah.
“Kadang disebut lambungnya ‘bolong’, ya, seperti ulkus atau terjadinya perforasi di lambung. Pada beberapa kasus karena darahnya bocor di lambung, jadi anemia. Itu yang harus diwaspadai,” pungkas Aru.
Berikut cara yang dapat membantu mengatasi penyakit maag:
- Menghindari makanan yang dapat memicu gejala maag, seperti makanan pedas, asam, berlemak, dan minuman berkafein.
- Makan dalam porsi kecil namun sering, jangan terlalu banyak makan dalam satu waktu.
- Hindari merokok dan minum alkohol.
- Mengonsumsi makanan yang mudah dicerna, seperti nasi, roti, dan sayuran yang direbus.
- Hindari makanan atau minuman yang terlalu panas atau terlalu dingin.
- Minum obat antasida untuk mengurangi rasa sakit dan sensasi terbakar di perut.
- Minum obat penghambat proton (PPI) atau histamin H2 untuk mengurangi produksi asam lambung.
- Mengelola stres dengan melakukan aktivitas yang menenangkan seperti yoga, meditasi, atau relaksasi otot progresif.
Perlu diingat, jika gejala maag terus berlanjut dan tidak membaik dengan cara-cara di atas, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.