Matawanita.net – Asupan gula perlu diperhatikan, mengingat berbukalah dengan yang manis-manis, diksi ini kerap hadir pada bulan Ramadan. Serasa tak afdol berbuka puasa tanpa ada pemanis, tapi perlu diingat untuk mengatur asupan gula.
Asupan gula menurut Senior Manager Medical Underwriter Sequis dokter Fridolin Seto Pandu mengatakan yang dapat menjadi salah satu andalan saat bulan puasa untuk menambah dan mengembalikan energi, perlu dibatasi asupannya agar tak berlebihan dan berdampak buruk pada kesehatan tubuh.
Asupan gula yang berlebihan dapat membuat gerakan tubuh lebih lambat, mudah mengantuk, sulit berkonsentrasi, kurang termotivasi saat beraktivitas, juga lebih cepat lapar sehingga cenderung makan lebih banyak.
“Konsumsi gula dapat dilakukan saat berbuka bukan saat sahur karena tubuh telah kehilangan lebih banyak energi selama 12 jam dan gula bisa mengisi kehilangan energi tersebut,” kata Fridolin dikutip dari Antara.
Ketika berbuka puasa, khusus mereka yang gemar meminum es teh manis saat berbuka puasa, bisa mencoba mengurangi takaran gula dari yang semula terbiasa dengan dua sendok menjadi satu sendok teh.
“Lalu latih lagi menjadi setengahnya hingga terbiasa tidak merasa perlu menambah gula,” tutur Fridolin.
Ketimbang gula, dia menyarankan orang-orang memenuhi kebutuhan asupan cairan yang telah hilang dengan minum air putih atau minuman tanpa pemanis dibanding yang mengandung fruktosa yang terkandung pada sirup dan minuman kemasan.
Selain itu, sebaiknya kurangi dan ganti camilan manis seperti biskuit, kue kering, puding, kolak, dan es buah dengan mengonsumsi potongan buah-buahan segar.
Sementara untuk sahur, masyarakat bisa mengonsumsi makanan tinggi serat, mengandung karbohidrat kompleks, dan protein agar tidak cepat merasa lapar. Jenisnya antara lain beras merah, kentang, jagung, ubi jalar, alpukat, kacang hijau, dan oatmeal.
Fridolin mengatakan, kebutuhan kalori harian tubuh saat berpuasa tetap sama saat tidak sedang menjalankan puasa, yakni berkisar 1.500-2.500 Kkal per harinya.
Dia mengingatkan agar masyarakat tidak menjadikan buka puasa sebagai ajang menyantap makanan manis dan tinggi kalori yang dapat menyebabkan kadar gula, berat badan, dan tekanan darah meningkat.
“Makan berlebihan saat berbuka puasa tidak baik bagi lambung. Jika lambung dipaksa mencerna makanan melebihi kapasitas yang biasa dicerna bisa mengakibatkan radang lambung,” kata dia.
Selain soal makanan, dia juga mengingatkan pentingnya orang-orang menjaga kebugaran dengan berolahraga intensitas rendah atau sedang, seperti berjalan kaki atau jogging yang dapat dilakukan jelang atau setelah berbuka puasa, setelah sahur, atau malam hari.
Menurut dia, tubuh sehat dan bugar dapat membantu orang-orang menjalankan ibadah puasa dengan baik.
“Sebaliknya, jika tidak menjaga pola makan, tidak rutin berolahraga, dan tidak cukup istirahat dapat membuat tubuh tidak bugar, sistem imun turun, dan mudah terserang penyakit,” jelasnya.
Mengatur asupan gula di bulan Ramadan sangat penting untuk menjaga kesehatan dan memaksimalkan manfaat puasa. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatur asupan gula selama bulan Ramadan:
- Hindari makanan dan minuman yang mengandung gula tinggi seperti minuman bersoda, permen, kue, dan makanan yang digoreng.
- Konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat kompleks seperti roti gandum, nasi merah, dan kacang-kacangan. Karbohidrat kompleks akan memperlambat penyerapan gula darah, sehingga Anda akan merasa kenyang lebih lama.
- Konsumsi buah-buahan segar yang mengandung gula alami seperti apel, jeruk, dan pisang. Hindari buah-buahan yang dikemas dalam sirup atau kemasan lain yang mengandung gula tambahan.
- Pilih makanan yang dikukus, direbus, atau dibakar daripada digoreng. Ini akan membantu mengurangi jumlah lemak dan gula dalam makanan.
- Hindari makanan yang terlalu manis pada saat berbuka puasa, dan jangan minum minuman manis dalam jumlah besar. Sebaiknya, minum air putih atau jus buah tanpa tambahan gula.
- Konsumsi makanan dengan porsi yang lebih kecil tetapi lebih sering selama periode waktu antara berbuka dan sahur. Ini akan membantu mempertahankan kadar gula darah dan menghindari rasa lapar berlebihan.
- Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi jika Anda memiliki masalah kesehatan tertentu atau jika ingin melakukan program diet khusus selama bulan Ramadan.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat mengatur asupan gula Anda dengan baik selama bulan Ramadan sehingga tetap sehat dan bugar selama menjalankan ibadah puasa.