Matawanita.net – Makanan khas Timur Tengah dikenal memiliki paduan rempah dan bumbu yang kompleks, salah satunya yaitu Bubur Syurbah.
Bubur Syurbah merupakan bubur gandum kambing khas Arab, memiliki tekstur seperti bubur pada umumnya. Adapun yang membedakan adalah paduan rempah dan bumbu yang terasa sangat kuat.
Pada suapan pertama, campuran rasa bumbu khas Arab sangat terasa. Dimana daging kambingnya disajikan di dalam bubur. Daging kambing direbus dan dimasak dalam bubur.
Bubur Syurbah biasa disajikan usai salat tarawih. Disajikan saat asapnya masih mengepul, bubur ini lezat dinikmati. Aroma bumbu khas Timur Tengahnya menguar di suapan pertama.
Bubur Syurbah memiliki tekstur yang kenyal, rasa bawang putih, merah, dan campuran lainnya sangat terasa.
Semangkuk bubur hangat legendaris khas warga Timur Tengah di Kampung Pekojan, bubur syurbah, kini bisa dinikmati di hotel Mercure Batavia, Jakarta Barat.
Bubur syurbah yang kemudian dikenal sebagai bubur kuning Pekojan itu berbeda dengan hidangan bubur lainnya, karena menggunakan daging kambing muda atau domba, baik untuk toping maupun kaldunya.
“Kami berguru langsung dengan pembuat aslinya dari jaman dulu, Habib Ahmad Assegaf, beliau mengajarkan bahwa bubur Pekojan ini rempahnya sedikit lebih banyak dari bubur pada umumnya,” ujar Kepala Koki Mercure Jakarta Batavia, Tesa, di Jakarta, dikutip dari Antara.
Tesa menjelaskan bahwa rempah yang kerap digunakan untuk hidangan khas Timur Tengah seperti kapulaga, anistar, hingga kayu manis digunakan untuk bubur Pekojan.
Kambing muda, lanjut Tesa, dipilih untuk terhindar dari aroma perengus, serta tekstur yang lebih empuk. Kambing muda juga direbus hingga menjadi kaldu untuk kuah dari bubur, kemudian dicampur dengan sedikit santan.
“Ini hidangan yang biasa dihidangkan Habib saat berbuka puasa dengan warga Pekojan baik di masjid hingga majelis taklim, bubur ini sudah mau punah, makanya kita mau angkat kembali di sini,” kata Tesa menambahkan.
Adapun Pekojan merupakan sebuah perkampungan di Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, yang dikenal sebagai Kampung Arab.
Penyebutan itu dimulai sejak abad 18 di masa kolonial Belanda karena banyaknya imigran yang datang dari Hadramaut (Yaman Selatan) menetap di kampung ini.
Selain untuk berdagang dan syiar Islam, kedatangan orang Hadramaut ke Indonesia sekaligus memperkenalkan berbagai tradisi dan makanan khas, salah satunya bubur syurbah, yang biasa disantap ketika berbuka puasa.
Seporsi hangat dari Bubur Pekojan legendaris ini tersedia setiap hari selama bulan Ramadhan di hotel Mercure Batavia yang terletak di kawasan Kota Tua itu.
Selain rasanya yang lezat, bubur syurbah juga dikatakan memiliki manfaat kesehatan.
Berikut adalah beberapa manfaat yang dikaitkan dengan bubur syurbah:
- Menambah energi: Kandungan karbohidrat dalam beras ketan hitam dan gula merah dapat memberikan energi tambahan yang dibutuhkan oleh tubuh.
- Mengandung nutrisi penting: Santan kelapa dalam bubur syurbah mengandung asam lemak yang baik untuk kesehatan jantung dan kaya akan nutrisi seperti zat besi dan kalsium.
- Membantu melancarkan pencernaan: Kandungan serat dalam beras ketan hitam dan jahe dalam bubur syurbah dapat membantu melancarkan pencernaan.
- Menenangkan sistem saraf: Kandungan jahe dalam bubur syurbah dikatakan dapat membantu menenangkan sistem saraf dan mengurangi stres.
Namun, seperti dengan semua makanan manis, konsumsi bubur syurbah harus dilakukan dengan bijak dan dalam jumlah yang moderat. Oleh karena itu, bagi orang yang menderita diabetes atau masalah kesehatan lainnya, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi bubur syurbah atau makanan manis lainnya.
Berikut adalah resep sederhana untuk membuat bubur syurbah:
Bahan-bahan:
- 200 gram beras ketan hitam
- 1 liter air
- 200 ml santan kelapa
- 150 gram gula merah, parut
- 3 helai daun pandan
- 1 ruas jari jahe, memarkan
Cara membuat:
- Rendam beras ketan hitam dalam air selama beberapa jam atau semalaman.
- Masak beras ketan hitam dalam air hingga empuk.
- Tambahkan santan kelapa, gula merah, daun pandan, dan jahe ke dalam panci.
- Masak bubur dengan api sedang hingga gula merah larut dan santan kelapa tercampur rata.
- Aduk-aduk bubur secara teratur untuk mencegah adonan lengket pada bagian dasar panci.
- Setelah bahan-bahan tercampur rata, kecilkan api dan biarkan bubur terus dimasak hingga mencapai konsistensi yang diinginkan (biasanya sekitar 30-40 menit).
- Angkat panci dan buang daun pandan dan jahe.
- Sajikan bubur syurbah hangat dan tambahkan beberapa potong pisang atau kacang sebagai penghias.
Bubur syurbah bisa disajikan sebagai hidangan penutup atau sebagai makanan ringan selama bulan puasa Ramadan. Nikmati bubur syurbah dalam suasana hangat bersama keluarga dan teman-teman!