Matawanita.net – Istilah puasa intermittent sempat viral di media sosial, maklum kata ini digunakan untuk mereka yang ingin menjalani diet ketat.
Ada beberapa metode yang bisa digunakan dalam puasa intermittent. Cara ini diklaim begitu efektif meskipun tidak semua orang cocok dengan pola diet ini.
Pengertian Puasa Intermittent
Dikutip dari healthline, puasa intermittent adalah cara mengatasi pola makan pada jam-jam tertentu. Dalam sehari, kamu harus tahu kapan waktunya untuk makan dan kapan waktunya untuk puasa.
Selain mampu menurunkan berat badan, puasa intermittent juga bisa mengurangi resistensi insulin. Dapat menjaga kesehatan otak dan jantung agar Anda bisa hidup lebih lama.
Biasanya, puasa intermiten dilakukan 16 jam atau 24 jam dalam sehari. Puasa ini dilakukan dalam kurun waktu dua kali dalam seminggu.
Sekadar tambahan juga puasa intermittent yakni pola makan yang melibatkan bergantian antara periode puasa dan periode makan. Selama periode makan, sangat penting untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang untuk memastikan bahwa tubuh mendapatkan nutrisi yang cukup dan mendukung keberhasilan puasa intermittent.
Manfaat Puasa Intermitent
Dalam artikel yang dibuat oleh Mayo Clinic, beberapa penelitian menyebut intermittent fasting tidak hanya sekedar untuk menurunkan berat badan. Puasa ini juga mampu memperbaiki beberapa penyakit seperti:
- Asma
- Stroke
- Penyakit Alzheimer
- Radang Sendi
- Multiple sclerosis
- Cara Diet Intermittent Fasting
Ada lima cara diet puasa intermittent yang bisa Anda coba sebagai berikut:
- Metode 16/8
Cara ini mengharuskan Anda untuk berpuasa selama 16 jam dalam sehari. Sisanya, Anda bisa gunakan untuk makan selama 8 jam.
Ahli kebugaran Martin Berkhan sempat mempopulerkan cara diet tersebut. Ia menyebutnya dengan nama protokol Leangains.
Selama 16 jam, Anda hanya tidak diperbolehkan untuk makan. Namun jika ingin minum air mineral, kopi dan minuman non kalori lainnya dipersilahkan.
- Diet 5:2
Metode ini dilakukan dengan cara puasa selama 2 hari dalam seminggu. Sisanya selama lima hari, Anda dipersilahkan makan dengan normal.
Selama puasa, perhatikan kalori yang masuk. Laki-laki hanya boleh mengkonsumsi kalori sebesar 500 sedangkan perempuan 600.
- Eat Stop Eat
Berbeda dari sebelumnya, Anda hanya diminta untuk berpuasa 1-2 kali dalam seminggu. Namun Anda harus menjalani puasa full selama 24 jam dalam sehari.
Jika makan terakhir pukul 20.00 WIB pada hari Rabu, maka Anda harus menahan haus dan lapar sampai keesokan harinya dengan jam yang sama. Meskipun sulit untuk dilakukan, cobalah melakukannya secara perlahan.
Anda bisa mencobanya bertahap dengan memulainya dari 16 jam puasa. Kemudian tambahlah durasinya sedikit demi sedikit hingga mencapai 24 jam.
- Alternate Day Fasting
Cara ini hanya membatasi Anda untuk mengkonsumsi kalori yang masuk setiap harinya. Jika sudah 500 kalori yang Anda konsumsi, maka berhentilah. Lakukan hal yang sama setiap harinya.
metode ini dinilai ekstrem dan tidak disarankan untuk pemula. Lagipula, puasa alternatif tidak begitu efektif dalam menurunkan berat badan ketimbang cara diet lainnya.
- Warior Diet
Diet ini mengharuskan Anda untuk berpuasa setiap harinya atau hanya sekedar membatasi makanan. Namun pada malam hari, Anda dipersilahkan untuk makan.
Dalam waktu berpuasa, Anda masih diperbolehkan makan sayur dan buah selain itu tidak. Sedangkan malam harinya Anda dibebaskan untuk makan besar.
Warrior diet dipopulerkan oleh ahli kebugaran Ori Hofmekler. Cara ini bisa dibilang mirip dengan diet Paleo yang didominasi oleh makanan utuh dan tidak diproses.
Berikut adalah beberapa contoh menu makanan untuk puasa intermittent:
- Sahur: telur dadar dengan sayuran (seperti bayam atau paprika), roti gandum, dan segelas susu almond atau jus buah.
- Buka puasa: sup sayuran, salad dengan sayuran hijau dan protein (seperti dada ayam panggang atau tofu), dan buah segar.
- Makan malam: ikan panggang atau daging sapi rendah lemak, nasi merah atau quinoa, dan sayuran panggang (seperti brokoli atau wortel).
- Camilan: kacang-kacangan atau buah-buahan segar.
Pastikan untuk menghindari makanan yang mengandung banyak gula, lemak jenuh, dan makanan olahan yang dapat mengganggu proses pencernaan dan berdampak buruk pada kesehatan. Selain itu, pastikan untuk mengonsumsi cukup air putih selama periode makan untuk mencegah dehidrasi dan memastikan tubuh tetap terhidrasi dengan baik selama periode puasa.