Matawanita.net – Pemicu alergi pada anak memiliki macam-macam indikasi. Ahli alergi imunologi anak dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM) Prof. Dr. dr. Zakiudin Munasir, Sp.A(K) mengatakan, salah satu kiat untuk mengetahui pemicu alergi pada anak adalah dengan membuat catatan harian.
“Caranya, yang paling sederhana adalah kita amati sendiri makanan apa yang dimakan lalu menimbulkan alergi. Bisa bikin catatan harian, misalnya selama seminggu atau dua minggu, hari itu makan apa, timbul gejala apa,” kata Zaki.
Ia mengatakan, cara tersebut bisa dilakukan jika belum sempat melakukan tes alergi atau tinggal di daerah yang tidak ada akses untuk melakukan tes tersebut.
Selain makanan yang dimakan dan gejala yang timbul setelah makan, Zaki mengatakan penting juga untuk mencatat obat yang sedang dikonsumsi. Hal ini bertujuan untuk mencegah kesalahan dalam menentukan pencetus alergi.
“Misalnya, anak kita lagi flu, kita beri obat flu yang mengandung antihistamin. Kalau anaknya sedang minum antihistamin dan kita beri dia makanan ya tidak akan timbul (gejala alergi),” ujar Zaki.
Antihistamin sendiri merupakan kelompok obat yang biasa digunakan untuk meredakan gejala reaksi alergi seperti hidung tersumbat, bersin, batuk, hingga ruam pada kulit. Saat mengamati pencetus alergi pada anak secara, Zaki pun mengingatkan agar orang tua melakukannya dengan telaten.
Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengetahui pencetus alergi yakni skin prick test (meneteskan beberapa jenis cairan alergen pada lengan, kemudian kulit lengan akan ditusuk jarum sehingga alergen masuk ke bawah permukaan kulit) dan pengukuran kadar imunoglobulin E (IgE) spesifik dalam darah.
Jika masih ragu dengan hasil tes alergi, Zaki menganjurkan untuk melakukan uji eliminasi dan provokasi yakni dengan membatasi makanan yang dicurigai sebagai pemicu alergi.
“Kita pantang makanan yang kita curigai, kemudian sekitar dua mingguan, kita tantang dengan memberikan makanan tadi, bagaimana reaksinya? Tapi ini tidak boleh dilakukan sendiri karena bahaya kalau reaksinya berat, jadi lakukan di rumah sakit oleh dokternya agar bisa diawasi,” kata Zaki.
Untuk diketahui, penyebab alergi bukan selalu dari makanan namun bisa juga dari lingkungan seperti bulu hewan, cuaca, debu, hingga gigitan serangga.
Pemicu alergi pada anak disebabkan oleh reaksi sistem kekebalan tubuh yang terlalu berlebihan terhadap zat-zat yang seharusnya tidak berbahaya, seperti serbuk sari, debu, makanan, atau zat kimia.
Ketika sistem kekebalan tubuh terpapar dengan zat yang dianggap sebagai “asing”, maka tubuh akan merespon dengan memproduksi antibodi khusus yang disebut imunoglobulin E (IgE). IgE kemudian akan melekat pada sel mast di jaringan tubuh, termasuk di hidung, mata, paru-paru, dan kulit.
Ketika tubuh terpapar lagi dengan zat yang sama, maka sel mast akan melepaskan histamin dan bahan kimia lain yang menyebabkan reaksi alergi seperti gatal-gatal, bengkak, dan peradangan.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi reaksi alergi pada anak meliputi genetika, paparan lingkungan, dan status kesehatan anak. Anak-anak yang memiliki riwayat keluarga dengan alergi cenderung lebih rentan terhadap alergi. Selain itu, lingkungan yang terpapar dengan polusi dan bahan kimia juga dapat memicu alergi pada anak. Kondisi kesehatan yang buruk, seperti infeksi virus atau asma, juga dapat memperburuk gejala alergi pada anak.
Berikut ini beberapa pemicu alergi pada anak yang paling umum meliputi:
- Makanan: Makanan yang paling umum menyebabkan alergi pada anak adalah telur, susu sapi, kacang-kacangan, gandum, kedelai, dan ikan.
- Tumbuhan: Beberapa anak dapat mengalami reaksi alergi terhadap serbuk sari, daun, dan bunga dari beberapa tumbuhan seperti rumput, ragweed, dan pohon.
- Hewan: Sama seperti pada orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalami alergi pada bulu atau air liur hewan seperti anjing, kucing, atau kelinci.
- Debu dan tungau: Tungau debu rumah dan serbuk debu bisa menjadi pemicu alergi pada anak.
- Obat-obatan: Beberapa obat-obatan seperti antibiotik, aspirin, dan ibuprofen dapat menyebabkan reaksi alergi pada anak.
- Serangga: Gigitan serangga seperti lebah atau semut dapat menyebabkan reaksi alergi yang parah pada anak.
- Bahan kimia: Bahan kimia seperti sabun, deterjen, dan produk perawatan tubuh juga bisa menyebabkan reaksi alergi pada anak.
- Cuaca: Perubahan suhu dan kelembapan dapat memicu alergi pada anak, terutama pada musim dingin dan musim semi.