Matawanita.net – Ekosistem blockchain dan penyedia infrastruktur kripto, Binance, terus berkomitmen untuk memberikan pendanaan untuk edukasi Web3 wanita. Hal ini dilakukan guna menutup kesenjangan gender antara pria dan wanita.
Pendanaan melalui Binance Charity ini diberikan mengingat industri blockchain memiliki kewajiban untuk mendukung edukasi Web3 wanita dan memperluas akses ke pengetahuan dan edukasi kripto di pasar yang lebih luas untuk investor perempuan.
“Kami telah membantu lebih dari 2 juta wanita melalui proyek edukasi dan kemanusiaan. Sayangnya, wanita masih terpengaruh secara tidak proporsional oleh masalah sosial utama yang sedang diupayakan untuk diatasi, seperti ketidaksetaraan, akses minim ke edukasi, dan kemiskinan,” kata Kepala Binance Charity Helen Hai.
Ia pun menambahkan donasi tersebut dapat bermanfaat bagi wanita mengingat edukasi sangat penting untuk memastikan distribusi merata akses ke keuangan digital dan keragaman suara yang lebih besar yang membentuk masa depannya.
Pendiri Kripto 5 Persen Wanita
Laporan CoinJournal menyatakan bahwa kurang dari 5 persen pendiri kripto di perusahaan kripto teratas adalah wanita. Sedangkan, survei Triple A pada 2023 juga menemukan bahwa hanya 37 persen wanita memiliki kripto.
Sebelumnya, Binance Charity telah mendonasikan 2 juta dolar AS untuk pendanaan lebih dari 36.000 edukasi Web3 wanita pada 2022, yang akan dilanjutkan pada 2023 untuk kursus, program maupun beasiswa dengan fokus pada wanita dan komunitas yang kurang terwakili.
Beasiswa pada 2022 tersebut diberikan kepada wanita di Jerman, Nigeria, Kenya, Brasil, Prancis, Afrika Selatan, Australia, dan Ukraina, seperti Chidinma, Ebeh, dan banyak lain, untuk mempelajari kursus terkait blockchain dan kripto di universitas, sekolah, dan organisasi nirlaba.

Sementara itu, untuk merayakan Hari Perempuan Internasional, Binance Charity memberikan memberikan donasi tambahan sebesar 100.000 dolar AS kepada Georgia’s Innovation & Technology Agency (GITA) untuk mendukung edukasi dan pelatihan Web3 untuk wanita.
Co-founder dan Chief Marketing Officer Binance Yi He memastikan program edukasi dan magang, melalui Binance Charity dan Binance Academy, dapat membantu wanita lebih banyak memahami teknologi Web3 dan blockchain.
“Program edukasi dan magang kami bertujuan untuk memberdayakan wanita muda dengan pengetahuan dan keterampilan agar mereka siap menghadapi disrupsi industri. Kami percaya bahwa siapa pun yang memiliki ide dapat mengubah dunia, tanpa memandang gender,” katanya.
Pemimpin senior perempuan pertama dalam bidang blockchain ini juga mengharapkan komitmen tersebut akan menghadirkan lebih banyak wanita di garis depan inovasi dan membawa perubahan pada industri yang sedang tumbuh ini.
Untuk mengatasi ketidaksetaraan gender lebih lanjut, Binance telah membuat program perdana untuk siswa magang dan sarjana yang menawarkan lebih banyak akses ke karir dalam sektor kripto untuk ragam talenta, termasuk wanita.
Perusahaan juga memberikan panduan dan nasihat karier untuk wanita melalui lokakarya, kursus edukasi, dan ceramah yang berfokus pada berbagi pengalaman industri, serta menyelenggarakan program pementoran untuk perempuan dan sesi talenta khusus tentang cara memasuki dunia kerja Web3.
Untuk diketahui, Binance merupakan sebuah platform perdagangan kripto global yang memungkinkan pengguna untuk membeli, menjual, dan menukar berbagai jenis mata uang kripto.
Didirikan pada tahun 2017, Binance telah tumbuh menjadi salah satu bursa kripto terbesar di dunia dalam hal volume perdagangan dan popularitas.
Binance menawarkan berbagai fitur dan layanan seperti perdagangan spot, perdagangan berjangka, staking, dan program referral.
Selain itu, Binance juga memiliki aplikasi seluler yang memungkinkan pengguna untuk melakukan perdagangan kripto di mana saja dan kapan saja.
Bahkan, Binance juga menerbitkan koin mereka sendiri, yaitu Binance Coin (BNB), yang dapat digunakan untuk membayar biaya perdagangan di platform Binance dan juga untuk mendapatkan diskon.
Sementara Web3, atau dikenal juga sebagai Web 3.0, adalah evolusi dari Web yang kita kenal saat ini (Web 2.0) yang lebih terdesentralisasi, aman, dan terkoneksi dengan teknologi blockchain.
Web3 memungkinkan pengguna untuk memiliki kontrol penuh atas data dan informasi pribadi mereka dan dapat berinteraksi dengan aplikasi terdesentralisasi (dApps) yang dibangun di atas teknologi blockchain.
Salah satu tujuan utama Web3 adalah untuk memberikan kekuasaan kembali kepada pengguna dan mengatasi beberapa kelemahan dari Web 2.0 seperti pusat kendali data yang terpusat, privasi yang tidak terjamin, dan kekurangan keamanan.
Dalam Web3, pengguna memiliki kendali penuh atas data mereka dan dApps dijalankan di atas jaringan terdesentralisasi yang tidak memiliki satu titik kelemahan tunggal.
Beberapa teknologi blockchain yang digunakan dalam pengembangan Web3 termasuk Ethereum, Polkadot, dan Solana. Selain itu, Web3 juga mencakup teknologi seperti NFT (Non-Fungible Tokens), DeFi (Decentralized Finance), dan DAO (Decentralized Autonomous Organizations).