Matawanita.net – Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Rina Triasih, mengatakan penderita TBC (Tuberculosis) perlu dilacak (tracing), sama halnya dengan COVID-19.
Menurutnya, penderita TBC lebih berbahaya, mengingat gejala orang yang terjangkit tidak akan muncul dalam waktu singkat seperti COVID-19 yang dapat dideteksi hanya dalam hitungan hari, dan paling lama dua minggu.
“Kontak tracing khusus TBC itu sudah ada sejak 2006 tapi masih tidak dilakukan dengan baik,” ujar Rina.
Rina menjelaskan, gejala TBC bagi seseorang yang terjangkit baru akan muncul hingga dua tahun setelahnya. Sedangkan pada sebagian besar kasus, gejala akan muncul dalam periode satu tahun.
“Sehingga kalau kita kontak dengan pasien TBC tidak akan ada gejala dalam waktu dekat, akan terlihat sehat, sehingga ini perlu kita waspadai,” tambahnya.
Pada tahun 2021, tercatat 969 pasien TBC di Indonesia, namun Rina menyebut capaian utama program TBC Nasional seperti indikator penemuan dan pengobatan pada TB sensitif obat (SO) maupun TB resisten obat (RO) masih di bawah target.
“Yang sudah terdata masuk pada program TBC Nasional itu baru sekitar 46 persennya, artinya, masih ada 54 persen kasus ini yang hilang, tidak terdeteksi,” kata Rina.
Kabar baik, Rina menyebut pada tahun 2022 kasus hilang tersebut telah menurun hingga tersisa 25 persen.
Meski begitu, kasus TBC pada anak di tahun lalu melonjak hingga mencapai 88.000 kasus.
“Apakah pelonjakan ini akibat pandemi mereka banyak di rumah jadi tidak berobat, bisa jadi daya tahan anak-anak yang semakin rendah, atau memang tracing-nya yang semakin gencar? Ini masih harus dievaluasi,” imbuhnya.
Untuk itu, Rina tak henti mengingatkan masyarakat untuk tidak menyepelekan TBC, selain berusaha melakukan pelacakan lebih masif bagi pemerintah dan berbagai fasilitas kesehatan.
Ketua UKK Respirologi IDAI itu juga mengimbau masyarakat untuk segera melakukan vaksin khusus TBC untuk menekan angka kasus kejadian.
“Apakah TBC bisa dicegah? Bisa, karena TBC sudah ada vaksinnya, tidak untuk anak dan remaja saja tapi juga dewasa. Obat ini disediakan gratis dari pemerintah,” kata dia.
Sama seperti negara-negara lain, hingga saat ini Indonesia masih berusaha untuk mencapai target bebas TBC pada tahun 2030.
Tuberkulosis (TBC) adalah infeksi bakteri yang menyebar melalui udara dan biasanya menyerang paru-paru, meskipun dapat mempengaruhi bagian tubuh lainnya.
Berikut adalah beberapa ciri-ciri yang umum terjadi pada penderita TBC seperti dikutip dari berbagai sumber:
- Batuk yang berlangsung lebih dari 2 minggu: Penderita TBC biasanya mengalami batuk kronis yang terus berlanjut selama lebih dari 2 minggu atau bahkan berbulan-bulan. Batuk bisa disertai dengan dahak yang keluar, atau bisa kering.
- Demam dan berkeringat di malam hari: Penderita TBC seringkali mengalami demam yang tidak kunjung hilang, terutama di malam hari. Selain itu, mereka juga bisa berkeringat di malam hari dengan jumlah yang banyak.
- Penurunan berat badan yang drastis: Penderita TBC biasanya mengalami penurunan berat badan yang signifikan dalam waktu yang relatif singkat.
- Kelelahan: Penderita TBC sering merasa lelah dan kelelahan yang berlebihan meskipun sudah istirahat cukup.
- Nafsu makan menurun: Penderita TBC biasanya mengalami penurunan nafsu makan yang signifikan, sehingga menyebabkan penurunan berat badan.
- Sesak napas atau nyeri dada: Pada kasus yang parah, penderita TBC bisa mengalami sesak napas atau nyeri dada karena infeksi yang menyebar ke jaringan di sekitar paru-paru.
Namun, perlu diingat bahwa ciri-ciri TBC tidak selalu sama pada setiap orang dan beberapa orang bisa tidak menunjukkan gejala sama sekali.
Oleh karena itu, jika Anda merasa memiliki risiko terkena TBC, sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan pengobatan yang tepat.
Sekadar informasi, TBC dapat diobati dengan antibiotik selama jangka waktu yang cukup lama dan disesuaikan dengan kondisi penderita. Jika tidak diobati dengan baik, TBC dapat menyebabkan komplikasi serius dan bahkan dapat mengancam jiwa. Oleh karena itu, penting bagi seseorang yang dicurigai terinfeksi TBC untuk segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.