Matawanita.net – Para wanita di India berada di garis depan dalam berbagai bidang, mulai dari pendidikan, politik, dan bisnis hingga olahraga dan hiburan. Mereka terus mendobrak batasan-batasan dari norma-norma dan stereotip masyarakat, dan kontribusi mereka sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan negaranya.
Namun, terlepas dari kemajuan signifikan yang telah dicapai, masih terdapat kesenjangan dalam hal kesetaraan keuangan – sebuah aspek yang penting untuk mencapai kesetaraan gender.
Meskipun India telah membuat langkah signifikan dalam menjembatani kesenjangan gender dalam kepemilikan rekening, dengan 77 persen wanita memiliki akses ke lembaga-lembaga keuangan, masih terdapat kesenjangan dalam pemanfaatan aktual layanan keuangan, sebagaimana dibuktikan oleh 42 persen wanita yang memiliki rekening yang tidak aktif.
Kenyataannya, wanita terus menghadapi tantangan unik dalam memanfaatkan produk dan layanan keuangan.
Dalam konteks ini, memahami kebutuhan dan preferensi keuangan wanita menjadi sangat penting untuk mencapai kesetaraan keuangan di India. Mari kita selami faktor-faktor mendasar yang menghambat kesetaraan keuangan bagi perempuan dan mencari cara untuk mengatasinya.
Memahami Kesenjangan yang Ada: Tantangan-tantangan Finansial unik yang dihadapi oleh Wanita
Menurut Wheebox India Skills Report 2023 dikutip dari The Statesman, tenaga kerja yang dapat dipekerjakan di India telah meningkat dari 46,2 persen menjadi 50,3 persen, di mana wanita mewakili 52,8 persen. Meskipun beberapa wanita telah berhasil masuk ke dalam angkatan kerja, mereka cenderung menghadapi tekanan keuangan yang unik.
Misalnya, perbedaan gaji yang berlaku di berbagai sektor telah menjadi perhatian selama beberapa waktu. Menurut sebuah laporan dari Organisasi Buruh Internasional (ILO), kesenjangan upah berdasarkan gender di India mencapai 27 persen pada tahun 2023, menyiratkan bahwa wanita mendapatkan 73 persen dari apa yang didapatkan oleh para pria untuk melakukan pekerjaan yang sama.
Lalu ada masalah risiko umur panjang. Belakangan ini, ketika perempuan berhenti bekerja di pertengahan karier untuk mengambil tanggung jawab keluarga atau menjadi pengasuh di rumah bagi orang yang dicintai, hal ini dapat menciptakan tantangan keuangan tambahan dalam hal perencanaan pensiun mereka.
Karena itu, penting untuk menyadari bahwa perilaku keuangan wanita dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial dan budaya, termasuk norma-norma gender, tingkat pendidikan, dan akses terhadap informasi.
Untuk mencapai kesetaraan gender, diperlukan upaya komprehensif yang tidak hanya mengatasi hambatan struktural dan institusional yang dihadapi perempuan, tetapi juga faktor-faktor yang memengaruhi perilaku dan pengambilan keputusan mereka. Di sini, industri jasa keuangan siap memainkan peran penting dalam mendorong kesetaraan gender.
Mendobrak Hambatan: Strategi untuk Mendorong Kesetaraan Gender
Industri jasa keuangan dapat menjadi katalisator sekaligus barometer untuk mendorong dan mengukur kesetaraan gender. Perjalanan dari sebuah kesempatan menuju kesetaraan dimulai dengan memberdayakan wanita dengan sumber pendapatan yang stabil.
Di sini, industri jasa keuangan dapat memainkan peran penting dengan mendorong partisipasi perempuan di dunia kerja dan menawarkan akses ke produk keuangan yang mereka butuhkan dan hargai.
Hal ini diikuti dengan meningkatkan akses dan jangkauan ke alat dan layanan perencanaan keuangan. Terdapat kebutuhan untuk menetapkan kerangka kerja peraturan yang mendorong pengembangan produk keuangan yang sesuai, seperti rekening bank dasar dan asuransi mikro, yang memenuhi kebutuhan segmen perempuan yang kurang terlayani.
Untuk meningkatkan jangkauan, memperluas basis agen perbankan dan asuransi serta menerapkan saluran pengiriman yang hemat biaya menjadi sangat penting.
Langkah ketiga adalah membangun produk dan layanan keuangan yang lebih inklusif dan mudah diakses bagi perempuan. Sebagai contoh, segmen perempuan wiraswasta memiliki kebutuhan keuangan yang unik karena, tidak seperti karyawan tradisional, mereka tidak memiliki akses terhadap asuransi yang disponsori oleh perusahaan dan tunjangan hari tua serta rentan terhadap aliran pendapatan yang tidak stabil.
Pada saat yang sama, kita tidak bisa mengabaikan kontribusi perempuan sebagai ibu rumah tangga. Kontribusi mereka memiliki nilai ekonomi yang signifikan dan sulit untuk digantikan.
Melayani segmen ibu rumah tangga yang sebagian besar kurang terwakili merupakan langkah penting untuk memberdayakan mereka dan memungkinkan inklusi keuangan yang lebih besar.
Langkah keempat adalah mengatasi kesenjangan gender dalam hal kesadaran keuangan. Asimetri informasi sering kali menjadi hambatan tidak hanya bagi mereka yang kurang terlayani, namun juga bagi perempuan yang memiliki hak istimewa dalam mengakses layanan keuangan.
Pendekatan multi-cabang yang melibatkan lembaga pendidikan, pemangku kepentingan keuangan, dan pembuat kebijakan yang bekerja sama sangat relevan untuk memenuhi tujuan ini.
Langkah terakhir adalah fokus pada peningkatan infrastruktur. Sementara pemerintah memainkan peran penting dalam memperkuat infrastruktur keuangan dan jangkauan produk, para pemain swasta di seluruh spektrum layanan keuangan harus melakukan upaya bersama untuk menjangkau khalayak perempuan dan memungkinkan adanya hubungan yang kuat dengan mereka.
Memberdayakan wanita melalui Kesetaraan Finansial: Katalisator Pertumbuhan Masyarakat
Kesetaraan keuangan adalah pendahulu dalam membangun dunia yang setara bagi wanita. Dengan meningkatkan literasi keuangan dan akses terhadap informasi, kami dapat membantu wanita mengambil keputusan dengan informasi yang lebih baik dan mencapai keamanan finansial yang lebih baik.
Menjembatani kesenjangan antara wanita dan layanan keuangan akan menjadi pertanda baik dari sudut pandang merangkul kesetaraan dan memberi manfaat bagi perempuan, bersama dengan masyarakat dan ekonomi negara.