Matawanita.net – Varises dan CVI (Chronic Venous Insufficiency) adalah dua kondisi yang terkait dengan masalah sirkulasi darah di kaki dan tungkai. Meskipun keduanya terkait dengan masalah sirkulasi, namun ada perbedaan di antara keduanya.
Untuk diketahui varises merupakan kondisi di mana pembuluh darah balik yang terletak di bawah kulit kaki atau tungkai melebar dan membesar. Hal ini dapat terjadi karena adanya tekanan atau beban yang berlebihan pada pembuluh darah atau karena adanya masalah pada katup pembuluh darah yang membuat darah tidak dapat mengalir dengan baik.
Varises dapat menyebabkan gejala seperti nyeri, pembengkakan, dan kaki lelah. Namun, varises tidak selalu mengindikasikan CVI.
Sementara itu CVI merupakan kondisi yang lebih serius dari varises, di mana terjadi kerusakan pada katup-katup dalam pembuluh darah balik yang mengalirkan darah kembali ke jantung.
Akibatnya, darah dapat terjebak atau mengalir mundur ke kaki atau tungkai, yang dapat menyebabkan pembengkakan, nyeri, luka, atau bahkan infeksi pada kulit. CVI biasanya disebabkan oleh faktor risiko seperti obesitas, kehamilan, atau riwayat keluarga.
Perbedaan utama antara varises dan CVI adalah bahwa varises biasanya hanya melibatkan pembuluh darah yang terletak di bawah kulit, sedangkan CVI melibatkan kerusakan pada sistem sirkulasi darah yang lebih dalam dan mungkin menyebabkan komplikasi yang lebih serius.
Jika kamu mengalami gejala yang mirip dengan varises atau CVI, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan untuk evaluasi dan perawatan yang tepat.
Dokter spesialis bedah vaskular dan endovaskular dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Dr. dr. Dedy Pratama, SpB, SubSpBVE(K) menjelaskan bahwa varises dan CVI (Chronic Venous Insufficiency) merupakan penyakit yang berbeda.
“Kalau kita bicara varises itu biasanya kita bicara masalah vena yang ada di permukaan kulit. Tapi gangguan CVI ini berupa spektrum yang bisa lebih luas dari itu. Jadi kalau memang ada gangguan di vena dalam, atau vena yang ada di antara vena dalam dan permukaan juga terganggu, itu bisa masuk dalam kategori CVI,” ungkap Dedy dalam diskusi daring.
Dedy menjelaskan, gejala dari CVI sangat beragam. Ada yang mengalami nyeri, timbul bengkak, hipertensi vena hingga muncul ulkus (luka terbuka) yang tak kunjung sembuh.
“Sebelum ada gejala, kalau memang sangat berisiko seperti pekerjaan-pekerjaan buruh atau pekerjaan lain yang membutuhkan berdiri lama atau duduk lama, memang sebaiknya di sela-sela pekerjaan bisa diimbangi dengan berjalan,” ujar Dedy.
“Kalau sudah ada keluhan, kita harus sesegera mungkin melakukan evaluasi ke dokter subspesialis vaskular untuk menilai sebetulnya tindakan apa yang tepat untuk kondisi saat ini. Kalau gejalanya masih ringan, kita bisa konservatif. Jadi kita lakukan edukasi untuk olahraga teratur, menjaga supaya berat badannya ideal, menjaga pola makanan yang bergizi. Kemudian ada beberapa olahraga yang direkomendasikan untuk memperkuat otot betis. Misalnya berenang, bersepeda dan berlari,” imbuhnya.
Namun apabila kondisi sudah cukup memburuk, Dedy menjelaskan bahwa dokter juga bisa memutuskan untuk melakukan tindakan operasi. Misalnya jika sudah timbul luka yang tak kunjung sembuh, atau pasien sudah tidak bisa mendapatkan manfaat apabila menggunakan stoking khusus atau terapi lainnya.
“Penting sekali kita melakukan evaluasi lebih detail untuk melihat sebetulnya kita harus melakukan tindakan lebih invasif atau tidak. Apakah kita harus melakukan tindakan operatif atau tidak,” terang Dedy.
“Jadi memang ada beberapa teknik operasi ya. Kita biasanya tidak melakukan operasi yang invasif. Jadi biasanya karena perkembangan zaman, kita sudah mulai berpindah operasinya dengan menggunakan teknik yang minimal invasif. Jadi tidak lagi operasi yang menakutkan,” jelas Dedy Pratama.
Varises merupakan sebuah kondisi di mana pembuluh darah balik yang terletak di bawah kulit kaki atau tungkai melebar dan membesar.
Beberapa ciri-ciri varises yang umum terjadi antara lain:
- Pembuluh darah yang melebar dan membesar: Pembuluh darah yang terkena varises akan tampak membesar dan terlihat seperti garis-garis atau benang-benang yang terangkat di atas kulit.
- Nyeri dan kelelahan pada kaki: Varises dapat menyebabkan nyeri atau kelelahan pada kaki, terutama setelah berdiri atau duduk dalam waktu yang lama.
- Pembengkakan pada kaki atau tungkai: Varises dapat menyebabkan pembengkakan pada kaki atau tungkai, terutama pada akhir hari atau setelah waktu yang lama.
- Kulit berubah warna: Kulit di sekitar varises mungkin menjadi lebih gelap atau merah, terutama jika varises sudah parah.
- Gatal-gatal atau terbakar pada kulit: Varises dapat menyebabkan gatal-gatal atau terbakar pada kulit di sekitar pembuluh darah yang melebar.
- Terjadinya luka atau perdarahan: Pada kasus yang lebih parah, varises dapat menyebabkan luka atau perdarahan pada kulit di sekitar pembuluh darah yang melebar.
Jika kamu mengalami gejala yang mirip dengan ciri-ciri varises di atas, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan untuk evaluasi dan perawatan yang tepat. Perawatan varises biasanya mencakup penggunaan kaus kaki atau stocking kompresi, pengobatan dengan obat-obatan, atau tindakan medis seperti skleroterapi atau ablasi dengan laser.